Dr. Shamsi Ali, Penebar Islam Damai di Bumi Barat

Imam Besar Masjid Al Hikmah, New York, bukanlah pria yang berasal dari jazirah Arab melainkan dia adalah seorang lelaki Bugis-Konjo dari Kajang, Bulukumba, Sulsel. Dialah DR. Shamsi Ali yang lahir di desa terpencil, Kajang, 5 Oktober 1967.

Prof. Mattulada, Sang Pengabdi dari Humanisme, Seni dan Kata Hati

Prof. Dr. Mattulada merupakan satu-satunya putra Bulukumba yang pernah dinobatkan sebagai cendekiawan dan tokoh sastra nasional karena karya-karya besarnya. Makassar Internasional Writers Festival (MIWF) 2012 mengganjarnya dengan penghargaan untuk dua buku karyanya yang mendunia: “Latoa, Sebuah Deskripsi Analitik Antropologi Politik Bugis” dan “Mencari Bugis di Asia Tenggara.”.

Hikmayandi, Legenda Si Kembar dari Perguruan Hati Suci

Kota Bulukumba merupakan kota yang tingkat kenakalan remaja dan kriminalitasnya tertinggi kedua setelah Kota Makassar. Hampir setiap hari terjadi perkelahian antar geng anak muda, pencurian, dan pemerkosaan. Begitulah gambaran situasi dan keadaan kota Bulukumba pada penghujung era tahun 1980-an dan tahun-tahun awal era 1990-an.

Dato'-Dato'

Malam ditimpa cahaya bulan penuh. Tak nampak lagi bayang-bayang pohon mirip manusia di tembok pagar. Kali ini Lisa menarik pintu pagar tanpa tergesa-gesa, tidak seperti kemarin. Bunyi mendecit dari grendel pagar. Malam berlayar dengan tenang. Juga tidak ada salak anjing.

Ammatoa (11); Adab Sosial dan Cara Memperlakukan Perempuan

Dalam Pasang ada tata aturan atau sopan santun (etika) yang harus dipatuhi dalam bekomunikasi dengan warga lainnya. Tata aturan itu, baik antara mereka sendiri sebagai pengikut ajaran Pasang, maupun dengan masyarakat lainnya.

Minggu, 30 Oktober 2016

Prof. Rasdiyanah, Rektor Perempuan Pertama di Indonesia Timur

 Ilmuwan dan Sastrawan Perempuan dari Bulukumba

          Saat masih berstatus mahasiswa di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, intelektualitasnya sebagai sosok perempuan tangguh  terasah dengan kian tajam.

Sabtu, 29 Oktober 2016

Ammatoa (10): Attahuru Bente



Upacara Adat Attahuru Bente
Menurut Pasang Ri Kajang salah satu ciri keberhasilan pemerintah, ialah nakajari tinanang, napanaiki juku’ sumahe. Artinya tanaman / pertanian berhasil, dan hasil ikan melimpah.

Ammatoa (9) Kisah-Kisah Lisan Menurut Pasang


B.  Upacara dan Kisah-kisah lisan Menurut Pasang
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa Pasang itu diwariskan dan generasi ke generasi melalui penuturan lisan.

Jumat, 28 Oktober 2016

Ammatoa (8): Jangan Rusak Hutan Kami



Sanksi Adat Bagi Pelanggar Pasang (Perusak Hutan)
Uraian tentang materi Pasang yang telah dijelaskan sebelumnya, jelas bahwa sasaran yang ingin dicapai ialah kelestarian lingkungan hutan.

Ammatoa (7): Hutan Sebagai Ibu



Tiga Zona Hutan
Jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk, masyarakat adat Kajang telah lama mengembangkan konsep pengelolaan hutan yang dibagi berdasarkan zona-zona tertentu.

Selasa, 25 Oktober 2016

Ammatoa (6): Materi Pasang



Salah satu rutinitas warga Ammatoa (Foto: Genesicblog.wordpress.com)



B. Beberapa Materi Pasang
1.      Pasang Sehubungan dengan “Religi Ketuhanan”
a.       Anne Linoa pammari mariangji ahera pammantangang satuli-tuli. Artinya “ Dunia ini hanya terminal sementara, akhiratlah tempat yang abadi.

Ammatoa (5): Pasang Ri Kajang



Pasang Ri Kajang

Sejak dahulu komunitas Ammatoa Kajang, menganut suatu pedoman hidup yang disebut Pasang. Pasang Ri Kajang adalah suatu ungkapan yang dikomunikasikan dalam bahasa Konjo.

Ammatoa (4): Spiritual dan Seni



Penduduk, Agama dan Kepercayaan
Jumlah penduduk Kecamatan Kajang ± 39.800 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak ± 8200 orang merupakan penduduk kawasan adat Ammatoa. Selebihnya adalah kelompok masyarakat non Ammatoa yang berdomisili diluar kawasan Adat atau di Tana Koasaya.

Ammatoa (3): Hidup Bersahaja

Warga Ammatoa dan para pelancong berbaur dalam baju hitam-hitam (Foto: Ammatoa.com)


Pola Hidup dan Mata Pencaharian
Komunitas Ammatoa Kajang menganut pola hidup yang unik sehingga berbeda dengan masyarakat Kajang yang berdiam di luar kawasan adat. Secara umum, pola kehidupan mereka sangat ditentukan oleh ajaran Pasang yang merupakan nilai budaya dan sosial yang mengajarkan warganya untuk hidup sederhana.

Senin, 24 Oktober 2016

Ammatoa (2): Rumah Panggung ke Arah Gunung

Rumah panggung warga Ammatoa (Foto: Kompas.com)


Bentuk Rumah dan Pola Permukiman
Di dalam kawasan adat Ammatoa Kajang, khususnya di kawasan inti Dusun Benteng, rumah penduduk seluruhnya menghadap ke arah barat.

Minggu, 23 Oktober 2016

Ammatoa (1): Sebuah Deskripsi Awal Tentang Kajang



Setiap suku bangsa di Indonesia masing-masing memiliki pola budaya yang berbeda antara satu dengan lainnya. Perbedaan budaya tersebut melahirkan pola pikir dan sistem sosial yang berbeda pula dalam menghadapi kehidupan.

Minggu, 16 Oktober 2016

Tak Ada Yang Lebih Tabah dari Buruh Harian


tak ada yang lebih tabah dari buruh harian
dibawanya pulang keringat yang asin

Sajak Hati Kecil Sepanjang Hari

-kepada Ahmad Dihyah Alfian

aku pernah lupa kita berdua sering bertani bianglala
menangkapi hujan atau memetik kuncup hari

Palampang, Sebuah Indonesia Kecil

Pagi bangkit dari hati yang manis. Udara adalah sepenuhnya milik aroma 
buroncong, putu cangkir dan gogos.
Setelah regukan sempurna pada kopi panas

Ilalang Embayya


pohon-pohon penyangga bulan,
rawa-rawa yang tertidur. seperti tari padduppa
mata air meliuk di antara alang-alang